Alhamdulillah pada hari yang mulia ini, 1Syawal 1436 H seluruh umat Islam di seantero dunia bertakbir, bertasbih, dan bertahmid memperingati hari raya Idul Fitri. Dimana sebulan sebelumnya, Bulan Ramadhan, jutaan umat Islam sedunia sedang menunaikan ibadah puasa menahan lapar dan haus sejak terbit fajar sampai terbenam matahari untuk meredam hawa nafsu sebagai bentuk pengendalian jiwa paripurna menuju ke Esa-an Allah Sang Pencipta seluruh makhluk. Sebagai wujud dari fungsi manusia sebagai khalifah yang menghambakan dirinya kepada Allah :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.“ (QS. Az-Dzariyat: 56).
Penghambaan mutlak kepada Allah menjadi komitmen kepribadian tangguh seorang mukmin dalam menjalani proses kehidupan didunia setelah Nabi Adam AS mendapat hujatan keraguan dari malaikat ketika Allah menciptakannya. Bukankah manusia yang akan Engkau ciptakan jauh dari harapan penghambaan kepada-Mu bahkan tidak mampu menciptakan kestabilan eko system peradaban manusia itu sendiri. Tidakkah cukup kami yang selalu bertasbih, bertahmid, dan mensucikan-Mu? Allah berkata; Wahai para Malaikat banyak hal yang kalian tidak mengetahuinya.
Betapa Allah benar-benar Merahasiakan kepada para Malaikat tentang keajaiban prilaku manusia itu sehingga pada akhirnya Iblis sekolompok malaikat Abaa was takbara wa Kana minal Kafirin. Enggan mengikuti perintah dan berlaku sombong dan menjadilah ia sekelompok makhluq yang kafir.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd………………
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah…
Pembelajaran dari dialog Allah dengan malaikat yang terdapat dalam QS. Albaqorah itu, berakhir dengan kegagalan Iblis memposisikan dirinya sebagai hamba, dengan keengganan dan kesombongannya untuk mengakui eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ternyata Allah membekali seorang khalifah Adam AS dengan menitipkan “Asmaa kullaha” ilmu pengetahuan sebagai pembeda dengan makhluk lainnya agar kelak di dunia mampu menjadi pemakmur yang dapat menciptakan rekayasa-rekayasa kebaikan demi keberlangsungan hidup anak cucu manusia di muka bumi ini.
“Dialah yang menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu supaya memakmurkannya (membangunnya)” (QS. Hud; 61)
Dengan bekal ilmu sebagai keistimewaan manusia maka Allah mengharapkan agar manusia mampu membangun sebuah peradaban dengan nilai-nilai “khair” dan “makruf”. Khair dalam arti sesungguhnya mengikuti tuntunan wahyu dan makruf dapat mempertimbangkan kemaslahatan dan kemajuan yang dicapai pada waktu, tempat, dan zamannya.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd………………
Pada hari ini setelah menjalani puasa ramadhan sebulan penuh kita terlahir kembali menjadi orang-orang yang bersih dan suci hati maka pada hari ini kita telah menjadi “khoiru ummat” yang diperuntukkan untuk menngabdikan dirinya “ukhrijat linnas” kepada manusia dalam mengawal eksistensi manusia agar tetap pada tujuan semula menghambakan diri kepada Allah. Penghambaan ini akan tampak dan terang benderang bagi orang-orang yang selalu berbuat kebaikan kepada sesama manusia dengan memperhatikan potensi-potensi dirinya (amal-amal sholeh) yang dapat diberikan kepada orang lain sebagai wujud amal jariyahnya.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30).
Fitrah adalah kesucian jiwa yang senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Dan kesucian itu ternoda oleh hawa nafsu yang cenderung mendurhakai kebenaran sehingga dengan mudahnya terkontaminasi dengan lumpur kegelapan yang menyebabkan perubahan pola hidup dari ketauhidan menjadi kemusyrikan dari keimanan menjadi kekafiran. Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِه
ِ“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)
Sangatlah beruntung ketika Ramadhan seseorang berkomitemen menjalankan ajakan Allah dengan seruan orang-orang yang beriman maka bagi yang tidak dapat memenuhi panggilan Allah dengan sempurna dan sungguh sungguh itu berarti jiwa seseorang itu tak luput dari ketidak yakinannya kepada Allah. Dia hidup tidak bersama Allah, Dia melupakan Allah yang telah memberikannya banyak kenikmatan dalam hidupnya, Dia beranggapan bahwa kesuksesan itu karena kecakapan dirinya bukan karena kasih sayang Allah kepadanya, Dalam puasa ramadhan panggilan langsung dari Allah bagi orang-orang yang beriman, itu menunjukkan betapa Allah menginginkan bahwa manusia benar-benar merasakan kehadiran Allah pada hidupnya. Selanjutnya, perintah berpuasa di bulan Ramadhan. Menunjukkan bertapa Allah ingin mengajarkan kepada kita agar selalu memperhatikan hubungan sosial yang harmonis dengan membangkitkan sensitifitas rasa kelaparan dan kehausan sebagaimana banyak orang-orang yang tidak mampu merasakan dalam perjalanan hidupnya sehingga memotivasi setiap orang yang beriman untuk mau berbagi rezeki, untuk dapat memahami bahwa pada “hartanya ada hak bagi orang yang meminta dan yang tidak meminta” (QS. Almaarij :19)
Hubungan tauhid dalam bentuk vertikal lurus kepada Allah dan keharmonisan interaksi sosial secara horizontal dengan masyarakatnya adalah harapan dari Ramadhan. Tatkala dua dimensi ini telah menyatu selaras dengan gaya hidupnya maka akan lahir dari setiap muslim nilai-nilai ketaqwaan “laallakum tattaquun” yang merupakan harapan Allah setelah Ramadhan berlalu.
Kaum Muslimin wa Muslimaat Rahimakumullah
Allahu Akbar 3x walillahilhamd……………
Nilai-nilai yang lahir dari ketaqwaan seseorang itulah yang akan menjadi bangunan peradaban berkemajuan bagi dunia karena orang yang bertaqwa hidupnya akan dihiasi dengan kasih sayang, kelembutan, senyuman, kesabaran, kejujuran, keberanian dalam mewujudkan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Orang yang bertakwa hidupnya akan selalu bersama alQuran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammaad SAW. Dimana didalamnya terdapat ayat-ayat qot’iyat dan zhonniyat.
Adapaun dalil-dalil Qoth’iyat itu merupakan dasar fondasi bagi Islam yang membentuk kesatuan pemikiran, perasaan dan perjalanan umat dalam aqidah, ibadah, akhlaq, adab dan syariat. Sedangkan dalil-dalil Zhonniyat membentuk bangunan ilmu pengetahuan yang terikat dengan kaidah-kaidah ushuliyah yang dapat mentajdid (memperbaharui)) beberapa paham dan ijtihad untuk menjawab problem-problem kontemporer. Maka orang yang bertakwa tidak akan statis dan apatis apalagi fanatik dalam satu mazhab tetapi mazhab-mazhab itu justru akan dijadikan solusi alternatif dan problem solfing terhadap kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dalam era globalisasi perkembangan peradaban yang berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Hal ini telah dilakukan oleh para sahabat dan ulama-ulama terdahulu ketika Islam keluar dari jazirah arab menuju negeri-negeri yang dikuasai Roma dan Persia, negeri Hindia, negeri China, dan negeri Firaun Mesir. Semua kota-kota itu pasti berbeda problemnya tetapi syariah islam dapat tumbuh dan berkembang disana menjadi landasan konstitusi mereka dalam persefektif ijtihad.
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimaat Rahimakumullah
Allahu Akbar 3x walillahilhamd……………
Perubahan peradaban dengan bangunan alQuran dan Hadis membuat masyarakat di tempat-tempat yang di duduki ataupun di lalui kaum muslimin terperanjat dan terkagum-kagum akan keindahan akhlak budi pekertinya. Berbeda dengan penguasaan yang dilakukan Roma dan Persia yang penuh dengan pengorbanan darah, kerugian masyarakat dimana-mana, perempuan diperkosa dan dianiaya, sawah ladang dibakar dan dirampok hasilnya , dan masyarakat tertindas, terzholimi tak berdaya sebagaimana pengalamana bangsa kita 350 tahun dicengkraman belanda. Adapun mujahid-mujahid Islam Kedatangannya sungguh dinanti-nanti oleh kaum yang tertindas dan terpinggirkan, ditunggu oleh orang-orang yang terzholimi hidupnya sehingga tak menunggu lama Islam menyebar sampai ke pelosok dunia dan sampai pula ke Indonesia Negara tercinta kita ini dengan kehalusan akhlaq budi pekerti yang ditanamkan kepada mereka. Sebagaimana pernyataan Rasul SAW:
Artinya; “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemulian akhlaq”.
Sungguh kedatangan Islam merupakan Rahmat bagi alam semesta, merubah pandangan dunia atas nilai-nilai luhur kebaikan. Dimana kebaikan-kebaikan itu mempengaruhi tatanan kehidupan berkemajuan, menghilangkan kezhaliman-kezhaliman dan melahirkan cahaya peradaban yang bersinar terang menghapus kegelapan sejarah manusia. Maka ada lima hal yang menjadi keistimewaan Islam menjadi penyinar kehidupan manusia.
Pertama; Islam sebagai pemelihara agama. Kedatangan Islam ditempat-tempat yang ditaklukkan pada saat itu bukan berkeinginan menggantikan agama penduduknya tetapi hanya ingin melepaskan mereka dari kemungkaran dan kezholiman kekuasaan. Hingga saat ini kita tidak menemukan kekuasaan mayoritas Islam menindas apalagi memaksakan orang lain untuk mengikuti agamanya. Berbeda dengan negara-negara yang penduduk Islam minoritas disana. Diskriminasi, pelecehan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnaya mereka rasakan. Dan itu dapat kita sakisikan sampai saat ini. Alhamdulillah Allah mengajarkan kepada kita di dalam QS. AlBaqarah; 256
Artinya; Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
Kedua; Islam sebagai pemelihara akal pikiran manusia. Saat ini kita dihadapkan dengan sekulerisasi nilai-nilai hukum. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa khamar (minuman keras) mendatangkan mudharat tetapi hampir semua Negara membolehkannya, ilmu pengetahuan mengatakan rokok membawa kemudharatan tetapi hampir semua negara memproduksinya, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa zina tidak baik dalam kehidupan seks tetapi mereka membebaskannya, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa perempuan berbeda dengan lelaki tetapi mereka memaksanya untuk sama seperti lelaki, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa judi membawa kehancuran tetapi mereka memfasilitasinya. Maka akal tidak terpelihara selama Islam tidak menjadi bagian hidupnya.
Ketiga, Islam sebagai pemelihara jiwa manusia. Sangat diketahui bahwa hak hidup adalah hak yang paling tinggi bagi manusia tetapi apa yang kita lihat di Rusia ketika ingin mempertahankan paham sosialis berapa juta manusia yang dibunuh, berapa banyak orang yang berkulit hitam terbunuh di Amerika, berapa banyak korban kekejaman bom atom dan nuklir kimia, berapa banyak orang-orang yang terbunuh didaerah penjajahan. Berapa banyak minoritas muslim disiksa dan dibunuh ditempat-tempat mayoritas. Islam mengajarkan kepada umatnya pada QS. AlMaidah; 32
Artinya; …Barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di bumi maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia…
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimaat Rahimakumullah
Allahu Akbar 3x walillahilhamd……………
Keempat, Islam sebagai pemelihara harta. Percaya atau tidak bahwa harta dapat menstabilkan kehidupan dan kecenderungan itu dinyatakan Allah dalam QS. AlAdiyat; 8 “Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan” Allah mempertegasnya pula di QS. AlFajar: 20 “Dan kamu mencintai harta dengan kecintahan yang berlebihan”. Oleh karena kecintaan manusia terhadap harta maka secara prinsip Islam menganjurkan untuk memeliharanya. Dalam mencari harta, maka Islam mengajarkan kita untuk mendapatkannya dengan cara-cara yang halal tanpa mengambil hak-hak orang lain. Bandingkan dengan perbuatan penjajah yang telah merampas kekayaan masyarakat yang dijajahnya. Atau bandingkan dengan sistem Kapitalis yang hanya berorientasi keuntungan dengan menghalalkan segala cara, atau bandingkan dengan sistem sosialis dimana masyarakatnya tidak mempunyai hak sepenuhnya terhadap kepemilikannya. Adapun Islam mengajarkan kepada umatnya pada QS. AlBaqarah: 267
Artinya; Wahai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami (Allah) keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.
Kelima, Islam sebagai pemelihara keturunan. Untuk itu Islam sangat melarang berhubungan seksual tanpa didasari pernikahan yang syah, menganjurkan muslim untuk memperbanyak keturunan dari sebuah pernikahan dan menganjurkan untuk memberikan dan bertanggung jawab atas penafkahan keluarga. Maka tanpa Islam manusia dengan mudahnya membunuh diri dan anaknya, menzhalimi dirinya dan orang lain. Maka Islam memberikan keyakinan kepada setiap orang pada QS. AlAn’am; 151
Artinya; ….. berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang lain yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar…
Allahu Akbar 3x walillahilhamd……………
Saudara-saudaraku seIman dan seTaqwa….
Di hari fitri ini dan seterusnya marilah kita berkomitmen untuk total mengamalkan agama Islam yang kita cintai ini sebagaimana petunjuk Allah dalam QS. Albaqorah : 209
“wahai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keselurhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu.
Semoga idul fitri ini menghantarkan kita menjadi pribadi-pribadi tangguh dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang universal sebagai solusi alternatif atas kelemahan nilai ideologi peradaban saat ini. Mari kita jadikan Islam sebagai ruh dan napas kehidupan kita menuju peradaban yang berkemajuan.
Untuk itu mari kita akhiri khutbah ini dengan berdoa….
Zulkarnain Nasution
Penulis adalah Alumni Al-Azhar University Cairo Mesir
Penulis adalah Alumni Al-Azhar University Cairo Mesir






