29 August 2022

TANTANGAN PEMBIMBING IBADAH KEDATANGAN JEMAAH DI BANDARA

Paviliun Bandara Jeddah 

Secara konstitusi tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan bagi Jemaah haji agar dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat dan mewujudkan kemandirian dan ketahanan.

Sepantasnya sebelum keberangkatan jemaah haji harus sudah menguasai manasik ibadah haji, baik dalam hal hukum maupun tata cara (manasik) ibadah sebelum berangkat ke Tanah Suci. Demi mempermudah mereka dalam hal mencapai kemabruran haji. Tetapi dapat dimaklumi bahwa jemaah haji terkadang belum menguasai prihal manasik haji sesampainya di tanah suci. Dikarenakan keterbatasan waktu dan alasan lainnya.

 Tentu hal ini menyulitkan jemaah haji dalam mencapai tujuan ibadah tersebut. Perlu pendampingan yang serius dalam mencapai kembruran haji para jemaah. Untuk itu pemerintah sangat memperhatikan hal ini dengan membentuk petugas-petugas pembimbing ibadah yang diharapkan dapat mencapai keutamaan haji mabrur. Sejak sebelum keberangkatan jemaah haji ke tanah suci materi manasik sudah disampaikan pada tingkat kecamatan dan Kabupaten/Kota. 

Begitupun ketika keberangkatan bersama kloter jemaah haji didampingi langsung Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Begitupun sampai di Saudi Arabia keberadaan pembimbing ibadah haji ditempatkan di setiap sektor dan Daerah Kerja. 

Dalam hal melakukan pembimbingan ibadah, terkhusus di Daerah Kerja Bandara tentu Pembimbing Ibadah Daerah kerja Bandara mendapati pengalaman dan tantangan tersendiri. Mengingat bandara adalah starting awal bagi jemaah merasakan suasana yang berbeda dengan negara asalnya. Di saat bersamaan jemaah dalam kondisi jam biologis tubuh yang terganggu dikarenakan perbedaan jam yang berbeda. atau yang sering disebut "Jet Lag".

Ada beberapa Tantangan dan kendala yang dihadapi Pembimbing Ibadah di Daerah Kerja Bandara antara lain : 

Sarana dan prasarana kerja yang belum memadai di Daker Bandara.

Dalam menyampaikan hal-hal yang terkait bimbingan ibadah baik saat kedatangan dan menjelang kepulangan jemaah haji kurang maksimal karena tidak didukung dengan sound system yang cukup.

Banyaknya Jemaah Haji yang masih menginginkan berihram dari Bandara Jeddah menyebabkan krodit dan terburu-buru karena keterbatasan toilet dan waktu tunggu.

Ditemukan petugas kloter yang belum mengerti manasik seperti sudah berniat dan memakai ihram di atas pesawat tetapi masih memakai rompi petugas dengan alasan agar jemaah haji mengenalinya.

Terdapat KBIHU yang masih memakai identitas dan atribut KBIHU-nya.

Masih terdapat KBIHU yang menganjurkan jemaah haji untuk mengambil miqot di bandara Jeddah tanpa terlebih dahulu mandi dan memakai ihram sejak dari embarkasi.

TPIHI tidak berkewajiban melaporkan keadaan jemaah dan KBIHU kepada Bimbingan Ibadah Daker Bandara.

Masih ditemukan jemaah haji yang memilih melaksnakan haji ifrod (terus memakai ihram sejak kedatangan sampai selepas lontar Aqobah) ketimbang haji tamattu'.

Adapun solusi dan saran atas tantangan dan kendala diatas sebagai berikut:

Perlu penambahan prasarana kerja untuk penunjang kelancaran tugas.

Perlu pengadaan sound system yang memadai.

Perlu pemahaman kepada KBIHU dan jemaah haji agar sudah berihram dari embarkasi.

Perlu penguataan bimbingan manasik bagi petugas.

Perlu sosialisasi pelarangan sejak di embarkasi.

Diharapkan TPIHI bisa tegas dalam menertibkan cara miqot jemaah haj sejak di embarkasii.

Perlu diwajibkan TPIHI melaporkan ke Bimbingan Ibadah di Daker Bandara.

Perlu secara terus menerus diberikan pemahaman yang baik akan pilihan berhaji yang tidak terkesan memaksakan dan memberatkan diri. 

Secara umum Jemaah haji yang melaksanakan ibadah hajinya belum dapat dikatakan mandiri sepenuhnya mengingat banyaknya jemaah haji yang belum mampu meninggalkan/melepaskan ketergantungan terhadap orang lain atau pembimbingnya.

Dan hal ini merupakan tugas bersama untuk mencari solusi terbaik demi terwujudnya jamaah haji yang mandiri dalam pelaksanaan ibadah hajinya sesuai dengan tuntunan manasik yang benar, sah dan sempurna


 



0 comments:

Post a Comment