Manusia sebagai pembawa misi risalah Tuhan telah diberikan kelebihan akal pikiran sebagai pembeda dengan makhluk lain di dunia ini. Alam akal yang dipenuhi simbol-simbol materi harus mampu merasionalisasikan simbol-simbol itu menjadi penuturan makna yang dapat dituturkan menjadi sebuah nilai manfaat bagi keberlangsungan semesta. Untuk itu Allah menjadikan manusia sebagai pengatur keberlangsungan itu yang disimbolkan sebagai Khalifah. Adapaun makna khalifah adalah pengganti (pengganti Tuhan di Bumi), dimana keberadaan manusia di bumi sebagai perpanjang tanganan Tuhan harus mampu membentuk dinamika hikmah sesuai kebutuhan manusia agar alam dunia ini mampu bertahan dalam keseimbangan. Bisa juga khalifah dimaknai sebagai pemimpin (pemimpin di bumi), berharap bahwa manusia harus menjadi pengatur, pengelola, dan pembangun bumi dengan standar hikmah yang dapat dirasionalisasikan akalnya. Karena itu pula ketika malaikat disebutkan bahwa Allah ingin mengirimkan khalifah ke bumi , malaikat lalu protes atas dasar apa kesesuaian manusia menjadi khalifah?
Dialog terbuka dalam forum yang berhadap-hadapan dengan Tuhan, mengakibatkan sekolompok malaikat yaitu Iblis harus durhaka kepada Tuhan karena tidak mampu mencerna kedalamanan maksud Tuhannya untuk mengirimkan khalifah ke bumi. Walaupun belakangan tersadar bahwa akan ada konsekuensi kedurhakaannya maka tak segan-segan iblis memintak kepada Tuhan agar khalifah, "baik itu dalam pengertian sebagai pengganti atau pemimpin" untuk nanti dapat digoda oleh kelompoknya. Godaan itu bertujuan agar manusia tidak mampu memaksimalkan akalnya untuk membaca simbol-simbol materi sehingga keseimbangan alam sulit untuk ditemukan sebagai eksistensi tugas manusia di bumi. Harapannya adalah manusia yang telah diagungkan tuhan dihadapan malaikat itu dapat bersama-sama iblis menjalani kesesatannya di neraka sebagai konsekuensi kedurhakaan.
Permintaan itupun akhirnya direlakan Tuhan dengan penegasan bahwa iblis hanya mampu menyeret ke neraka bagi orang-orang yang mencoba tenggelam dalam hawa nafsu dan sedikit menggunakan rasional untuk membaca kebesaran makna dan simbol-simbol Tuhan di bumi. Kesepakatan itu direalisasikan dengan perintah agar iblis dan manusia turun kebumi di dua ruang yang berbeda. ruang zhahir (nyata) untuk manusia dan ruang ghaib untuk iblis. Dua dimensi ruang ini diberikan Allah tanggungjawab pengelolaannya kepada kedua makhluk ini pula.
Dalam misi selanjutnya, Allah langsung menunjukkan kepada malaikat perbedaan khalifah dengan para malaikat. Demonstrasi malaikat seketika terhenti tatkala Allah memintak kapada manusia untuk mendemokan pengetahuannya kepada para malaikat yang mana pengetahuan itu tidak dimiliki mereka. Pengetahuan itu berupa nama-nama yang diurai adam satu persatu dihadapan malaikat sehingga malaikat pun terus tertunduk dan bertasbih kepada Tuhannya seraya menyerahkan segala keputusan itu hanya menjadi hak preogeratif tuhan. Pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia dalam bentuk wahyu yang langsung diilhamkan kesetiap alam ruh manusia yang akan dibentuk menjadi fondasi spiritual. kegunaannya adalah untuk memberikan jawaban kepasrahan akal akan alam supranatural yang tidak dapat disimbolkan secara rasional tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Keseimbangan pun terbentuk pada diri manusia dengan diletakkannya ilmu pengetahuan pada ruh manusia dan diberikannya akal untuk mengelola pengetahuan itu menjadi nilai-nilai kemaslahatan eksistensinya di bumi. Struktur jiwa dan akal yang telah terbentuk pada kepribadian manusia yang akan menempatkannya menjadi makhluq yang tangguh dibanding makhluk lainnya yang Allah telah ciptakan.
Untuk menyempurnakan ketajaman struktur tersebut, Allah juga mengirimkan rahmat-Nya berupa nabi dan kitab suci sebagai bacaan dan keseragaman arah pembangunan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai pengganti tuhan untuk memelihara dan juga membangun peradaban dinamis tetapi juga terus mengingatkan ada iblis yang bertugas sebagai setan yang selalu mempengaruhi alam jiwa dan akal manusia untuk melepaskan tanggungjawabnya sebagai khalifah. Sebagai rahmat tentu saja harus dapat digunakan dengan menemukan bermacam makna (hikmah) dalam menentukan kebijakan-kebijakan perjalanan peradaban yang akan dibangun di bumi dengan selalu menjauhkan nilai-nilai paradoks yang akan menggeser keseimbangan itu sendiri. Mungkin bisa disederhanakan bahwa harapan besar Allah adalah manusia mampu mengelola bumi dengan rahmat yang telah diberikan untuk dapat membawa keberkahan dalam kehidupan. Keberkahan yang dimaksud merupakan keseimbangan materi dan spritual harus berjalan beriringan yang dapat dikontemplasikan ke puncak keagungan manusia yang akan binasa secara materi tetapi tetap abadi secara ruh.
Selama kesadaran itu melekat pada diri manusia maka tidak akan ditemukan seorang pemimpin yang tidak bersungguh-sungguh dalam menciptakan peradaban. Manusia tidak akan menemukan kemunafikan dalam ornamen-ornamen pembanguan itu karena semua tersadar bahwa jasadnya lambat laun akan terus melemah menjadi tua tetapi ruh atau jiwanya terus memuncak ingin bertemu dengan sang Kuasa yang telah memerintahnya untuk turun ke bumi menggantikan-Nya sebagai pemimpin pencipta peradaban luhur. Adapun khalifah akan benar-benar menyeleksi menteri-menterinya yang tajam secara alam materi tetapi juga tidak bisa melepaskan ketajaman alam spiritualitasnya.
Pemimpin akan melakukan doktrinisasi kepada menteri-menteri bahwa inti dari kesuksesan kepemimpinan itu bukan saja menciptakan peradaban pada alam pembangunan materi yang tampak pada mata-mata materialistik yang menghedonasi masyarakat seperti gedung-gedung tinggi dan jalan tol melintasi laut. Tetapi kebutuhan mendasar adalah aktualisasi dari kebahagian ruh dengan mempertajam spiritualitasnya dengan memberikan kenyamanan berupa memenuhi fasilitas kebutuhannya dengan menciptakan keseimbangan pemenuhan dua alam itu. Dengan penyederhanan bahwa kedua alam itu harus menjadi perhatian pemimpin dengan dijalankan oleh manusia-manusia yang persepsi dan orientasinya selaras dengan kemauan Tuhan.
Zulkarnain Nasution
Penulis adalah Alumni Al-Azhar University Cairo Mesir
30 October 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment